Pages

Jumat, 13 Maret 2009

MENGHINDARI MEMILIH FIR'AUN DAN RAJA MIDAS MODREN DALAM PEMILU 2009


RAJA MIDAS PEMILU BUKAN BIKIN PILU

Apabila Mesir memiliki raja Fir'aun, maka Yunani memiliki raja Midas. Kedua - duanya sama gilanya. Fir'aun gila kekuasaan, sehingga segala cara dilakukan, termasuk menggunakan seluruh instrumen masyarakat, ya ilmuan, teknokrat dan sebagainya. Lebih gila lagi , ia mengaku dirinya sebagai Tuhan. Maka lengkaplah kegilaan kekuasaannya.
Sedangkan raja Midas gila harta dan kekayaan. Begitu gianya sehingga suatu ketika ia meminta kepada Tuhan agar setiap yang dipegang menjadi emas. Permohonannya dikabulkan Tuhan, sehingga setiap yang dipegangnya menjadi emas. Bisa dipastikan raja Midas menjadi orang terkaya di Yunani. Namun ambisi ini membawa petaka bagi sang raja, karena suatu ketika ia memegang istri tercinta, dan....lalu.....istrinya menjadi emas. Raja Midas terkejut dan memohon agar pemegangan yang satu ini jangan menjadi emas. Apapun yang dimohon ditolak Tuhan, karena permohonannya dikablkan hanya satu kali saja. Akhirnya raja Midas hidup dalam kesendirian, dan karena kecewa berat seperti hanya Fir'aun, Midaspun mati.

Dua kasus di atas membawa kesimpulan bahwa ambisi yang berlebihan membawa petaka. Secara teologis ini merupakan hukum kausalitas ( sunatullah ), yang mesti adanya. Begitu kata nabi Muhammad dalam salah satu petuahnya. Katanya " Tiga sumber kerusuhan manusia, yaitu hasrah yang tidak terkendali, pelit yang disuburkan dan keakuan yang tiada tara " ( HR. Abu Syikh ).
Penjelasan Rasul di atas jika dijadikan sebagai kaca mata
pencermat kondisi kekinian bangsa tercinta sangat relevan adanya. Kerusuhan Protap, dan beberapa kerusuhan di seluruh sektor kehidupan sangat terkait dengan hawa nafsu serakah orang - orang tertentu yang tidak memiliki keperdulian sosial, adapun keperdulian sosial merupakan imitasi atau kamuflase yang sengaja diciptakan untuk membalut kebusukan prilaku di dalam birokrasi, serta tidak mendengar jeritan rakyat atau bangsa ini.
Ini merupakan MIDAS - MIDAS MODERN. Ironinya raja Midas doeloe hancur oleh ambisinya dan terkena imbasnya hanya dirinya, tetapi Midas modern semnua menerima getahnya. Mudah - mudahan kehancuran nasionalisme oleh midas - midas modern tidak menjadi anggota legeslatif kita ( khususnya presiden negara ini ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar