KUALITAS LULUSAN HARUS DIPERTANYAKAN.
Adalah realitas di sekotar kita bahwa lembaga pendidikan formal mulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi mengalami kemajuan pesat secara kuantitatif. Angka lulusan institusi pendidikan formal pun mengalamai peningkatan yang cukup tinggi dari tahun ketahun. bersamaan oleh itu kesempatan kerja semakin terbatas. Kalaupun ada menurut persyaratan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Seruan motivasional agar lulus tidak bergantun pada formasi kerja sektor publik dan sektor swasta masih sebatas bersifat lisan, karena itu untuk berkerja secara swakelola atau menekuni jenis kewirausahaan tertentu tidaklah mudah.
Hal ini tidak hanya disebabkan rendahnya naluri usaha dan tidak adanya ketermapilan khusus, tetapi dipicu juga oleh ketiadaan modal.
Dampak negatifnya angka penganguran cendrung kian membengkak. Feomena ini menyebabkan eksistensi institusi pendidikan formal, sebagai pencetak calon tenaga kerja yang profesional semakin dipertanyakan.
Dalam keseluruhan perjalanan sejarah pendidikan khususnya sejak tahun 1990-an, institusi pendidikan memang cendrung hanya menyiapkan atau memberi bekal dasar bagi lulusan untuk memasuki dunia kerja. Ini karena kemampuan profesional dalam makna sesungguhnya meniscayakan keahlian akademik dan kecakapan praktis level tinggi yang disertai sikap dan budaya profesional yang kongruen dengan kebutuhan dan tuntutan ril masyarakat dan dunia.
Ahli - ahli kita menerima realitas adalah rendahnya daya serap lulusan pendidikan formal disebabkan antara lain yaitu keterbatasan formasi kerja dalam sektor formal. Namun demikian kita menerima atas wacana tersebut tidak sepenuhnya dapat dipertahankan lagi karena orientasi pendidikan sekarang seyogiayanya sudah harus bergeser ke arah penciptaan wirausaha baru dalam makna lulusan khususnya perguruan tinggi hatus mampu menciptakan lapangan kerja atau melakukan usaha alternatif secara mandiri.
Inisiatif ke arah ini tentu tidak mudah dikarenakan tradisi kerja perguruan tinggi termasuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK ) yang memproduk calon guru sudah mengakar. Institusi perguruan tinggi cendrung memacu lulusan hingga ke tingkat yang mengagumkan. Sesungguhnya yang diperlukan saat ini bukan hanya jumlah lulusan pendidikan yang mengagunmkan itu melainkan dampak pendidikan atas kelulusan mereka, berupa utilitas atau daya guna lulusan yang mampu memasuki dunia kerja atua mampu menciptakan dlapangan kerja baru. Meskipun sosok seperti itu pendidikan nasional kita tetap memainkan peranan sangat esendial dalam proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia? Indonesia menuju insan yang beragama, berbudaya dan mandiri baik sebagai pribadi sosial maupun pribadi ekonomi.
Di dalam kenyataannya pemerintah sudah berupaya menciptakan pendidikan lebih berkopeten dari sebelumnya, namun lagi - lagi hal ini terhambat akan polo atau tipikal mental pejabat di Negara ini, ibarat pepatah mengatakan mereka sebagai " Buaya mana yang menolak daging..." ini yangmenjadi kendala majunya pendidikan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar