Lihatlah SEGEL LEMBAR JAWABAN DAN SOAL...Tidak layak dinamakan SEGEL.Lebih cendrung kepada STIKER yang bisa dibuka bebas dan tanpa merusak bagian STIKER itu sendiri.
Banyak pihak yang membanggakan sekolah tempat mengajar nya ketika mendapat nilai yang tinggi dan lulus UN dengan hasil yang baik. Hal ini awalnya dapat membuat saya terlena namun sudah hampir tiga tahun saya perhatikan ( dengan ikut langsung dalam pengawasan UN yang berlangsung ) maka saya berpendapat " Saya Tidak Bangga Dengan Nilai Anak didik saya berNilai Tinggi.."
Tahun ini, dan tahun sebelum - sebelumnya ( 2 - 3 tahun)saya mengawas de sebuah sekolah di Medan, saya menjumpai :
- Siswa di haruskan hadir di bawah jam 06.30 pagi.
- Intruksi oknum sekolah kepada pengawas ruang ujian agar jangan terlalu ketat kepada siswanya.
- Mohon maklum dengan kondisi siswanya.
- Membagi jawaban di depan pengawas.
- Ada siswa yang menjawab soal matematika dengan waktu 15 menit tanpa coretan di kertas buram. ( luar biasa )
Hal ini sangat membuat saya penasaran, saya mengadakan penyelidikan kecil - kecilan dan bersifat sederhana kepada siswa saya sendiri dengan mengadakan interogasi langsung kepada siswa dan orang tua siswa, hasilnya :
- Orang tua berpendapat; " ngapain pak anak saya susah - susah belajar, toh nanti dibantu jawabannya oleh gurunya".
- Anak didik, " gimana tadi soaalnya..susah ? " gampang pak..tadi pagi kami disuruh hadir dan dibagi jawabannya pagi - pagi dan di sembunyikan di tempat tertentu.
Hal ini yang membuat saya tersentak dan tidak membanggakan sekolah saya mengajar walaupun mendapat nilai terbaik peringkat I se Kecamatan tempat saya mengajar dan mendapat tropy dari Bapak Wali Kota Medan.
Pertanyaan yang mendasar, Kenapa ini dilakukan sekolah?
pihak sekolah melakukan hal di atas atara lain karena :
Up grade sistem pengajaran guru.
Lakukan peninjauan pembelajaran di semester akhir kelas.
Banyak dilakukan pembahasan - pembahasan soal ujian akhir.
Tidak melegalkan cara apapun ( dalam hal negative ) dalam mendongkrak popularitas sekolah.
Semoga hal ini dapat menggugah para pemangku kepentingan di Institusi pendidikan, agar ( perkataan istri ....) selalu diberi ingat untuk tidak sembarangan menjalankan amanah masyarakat.
Kata Kunci/ keyword Terkait dengan artikel ini : ujian nasional, soal ujian nasional, soal ujian nasional 2011, soal ujian nasional 2012,prediksi ujian, soal prediksi ujian nasional, ujian nasional matematika, soal prediksi uan 2011, soal prediksi uan 2012, jawaban ujian nasional, prediksi uan smp, ujian nasional bahasa indonesia, prediksi un sma, prediksi ujian nasional smp, prediksi uan 2011 smp, prediksi uan 2012 smp, prediksi soal ujian smp, soal ujian nasional bahasa indonesia, prediksi uan sma, prediksi unas, prediksi ujian nasional sma, prediksi uan smk, soal unas 2011 smp, soal unas 2012 smp, prediksi uan 2012, prediksi uan 2011, prediksi uan 2010, prediksi uan 2009, prediksi soal unas, bocoran ujian nasional, ujian nasional smp 2012, ujian nasional smp 2011, ujian nasional smp 2010, ujian nasional smp 2009, prediksi unas smp, soal prediksi unas 2012, soal prediksi unas 2011, soal prediksi unas 2010, bocoran uan 2012, bocoran uan 2011, bocoran uan 2010, prediksi soal-soal uan, prediksi unas smp 2012, prediksi unas smp 2011, prediksi unas smp 2010, soal unas 2012 smp, soal unas 2011 smp, soal unas 2010 smp, soal unas 2008, soal unas sma 2012, soal unas sma 2011, soal unas sma 2010, soal2 ujian nasional, download soal unas smp, soal unas smp 2012, soal unas smp 2011, soal unas smp 2010, soal unas smp 2009, kecurangan ujian nasional,
Pertanyaan yang mendasar, Kenapa ini dilakukan sekolah?
pihak sekolah melakukan hal di atas atara lain karena :
- Membangun nama baik sekolah dimata masyarakat.
- Menghindari tekanan dari pihak yayasan ( kalau ada ).
- Sebagai nilai jual bagi siswa yang ingin masuk ke sekolah tersebut.
- Mendapat pujian dari berbagai pihak.
- Menurut saya orang yang paling di salahkan adalah:
- Kepala Sekolah yang menginstruksikan hal itu dilakukan.
- Guru yang melakukan dan menyebarkan jawaban.
Up grade sistem pengajaran guru.
Lakukan peninjauan pembelajaran di semester akhir kelas.
Banyak dilakukan pembahasan - pembahasan soal ujian akhir.
Tidak melegalkan cara apapun ( dalam hal negative ) dalam mendongkrak popularitas sekolah.
Semoga hal ini dapat menggugah para pemangku kepentingan di Institusi pendidikan, agar ( perkataan istri ....) selalu diberi ingat untuk tidak sembarangan menjalankan amanah masyarakat.
Kata Kunci/ keyword Terkait dengan artikel ini : ujian nasional, soal ujian nasional, soal ujian nasional 2011, soal ujian nasional 2012,prediksi ujian, soal prediksi ujian nasional, ujian nasional matematika, soal prediksi uan 2011, soal prediksi uan 2012, jawaban ujian nasional, prediksi uan smp, ujian nasional bahasa indonesia, prediksi un sma, prediksi ujian nasional smp, prediksi uan 2011 smp, prediksi uan 2012 smp, prediksi soal ujian smp, soal ujian nasional bahasa indonesia, prediksi uan sma, prediksi unas, prediksi ujian nasional sma, prediksi uan smk, soal unas 2011 smp, soal unas 2012 smp, prediksi uan 2012, prediksi uan 2011, prediksi uan 2010, prediksi uan 2009, prediksi soal unas, bocoran ujian nasional, ujian nasional smp 2012, ujian nasional smp 2011, ujian nasional smp 2010, ujian nasional smp 2009, prediksi unas smp, soal prediksi unas 2012, soal prediksi unas 2011, soal prediksi unas 2010, bocoran uan 2012, bocoran uan 2011, bocoran uan 2010, prediksi soal-soal uan, prediksi unas smp 2012, prediksi unas smp 2011, prediksi unas smp 2010, soal unas 2012 smp, soal unas 2011 smp, soal unas 2010 smp, soal unas 2008, soal unas sma 2012, soal unas sma 2011, soal unas sma 2010, soal2 ujian nasional, download soal unas smp, soal unas smp 2012, soal unas smp 2011, soal unas smp 2010, soal unas smp 2009, kecurangan ujian nasional,
saya bukan tidak pernah ingin menyalahkan, apalagi ini bicara mengenai pendidikan dan generasi muda bangsa. tulisan ini (entah mengapa) memiliki semangat yang sama dalam tulisan blog lain yang ditulis Ladeva di http://ladeva.wordpress.com/2011/04/14/better-education-for-indonesia/
BalasHapusBukan kebetulan Abangda..tapi ini realita yang ada dan dijumpai langsung...terimakasih abangda sudah memberi masukan...
BalasHapusSaya sedih membayangkan anak saya yang sekarang usia empat tahun harus berhadapan dengan perilaku sistem pendidikan kita yang macam begitu :(
BalasHapusMemang tidak ada yang bisa dibanggakan ya Pak. Padahal sebelum ujian sudah ada kisi-kisinya, try out dilakukan berkali-kali, saat pelaksaan kok masih tidak percaya diri, sehingga melakukan kecurangan. Kapan pendidikan di negara ini Maju kalau prestasi hanya untuk mencari prestise, dianggap berhasil. waaah,....mendingan kagak ada UN saja kalau begitu.Salam dari Pekalongan.
BalasHapusTerimakasih mas...salam kembali dari pak guru Medan
BalasHapusSalam kenal Pak Gunawan,blognya sangat membuat saya kecanduan untuk membaca tulisannya.semoga rekan-rekan guru bisa membuka mata,hati atas keprihatinan dunia pendidikan kita saat sekarang...tapi di lain pihak ada yang bilang hasil UN meningkat dari tahun sebelumnya, apa bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya?Mungkin ganti Menteri ganti pula kebijakan.salam dari Guru SMAN-1 Cempaga, Kab. Kotim, Kal-teng.Link blog guru sdh saya pasang diblog saya.
BalasHapusTerima kasih mas...salam kenal kembali dari pak guru di Medan,,oh yah...kita sama mas pendapat kita...ganti mentri ganti sistem pendidikan....kapan majunya pendidikan kita?
BalasHapusyg harus diberantas ada mata rantai brengsek dari tingkat pusatnya.
BalasHapusMulai dari kebijakan UN yg banyak unsur curangnya, sampe sistem rekrutmen guru yg menggunakan sogokan ketika ingin jadi PNS guru dan pola instant dalam berfikir.
Kalo ada sekolah yg bisa jadi wistle blower untuk ujicoba kejujuran harusnya bs membuka kebutaan para pemangku kebijakan.
Perbaiki sistem pendidikan dan sistem rekrutmen guru dan aparat disemua bidang.. parsial dan sporadis hanya capek (hati dan pikiran)
Terima Kasih..atas dukungannya...
BalasHapusUntung saya dulu sekolah di sekolah yang baru diakui sama dengan SMA/MA pada akhir tahun 90an. Di sana ujian sangat ketat, hanya 1 sampai 5 mata pelajaran yang ada soal pilihan gandanya selebihnya essay semua. Satu ruangan dengan jumlah peserta uji 20 anak diawasi minimal 5 pengawas (2 di belakang, 2 di depan dan 1 di tengah)... Nilai benar-benar murni dengan sistem koreksi yang membuat pengkoreksi tidak tahu identitas pemilik lembar jawaban. Saya puas dengan sekolah yang sejak berdirinya hingga sekarang tidak mau menerapkan sistem pendidikan nasional sampai ke kurikulum2nya tersebut. SANGAT PUAS.
BalasHapusSemoga Indonesia mau belajar sistem ujian akhir dari sekolah ini:
BalasHapushttp://gontor.ac.id/catatan/ujian-akhir-madzhab-gontor/
Seluruh mapel dari kelas 1 SMP sampai 3 SMA menjadi syarat kelulusan.
http://gontor.ac.id/berita/gontor-fokus-pada-ujian-tahriri/
Pengawas minimal 5 tiap ruang ujian. Mencontek hukuman diskors.