Desain Penelitian
Kualitatif
A.
Pendahuluan.
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan
yang mengarah kepada kesimpulan.[1]
Penelitian kualitatif bersifat induktif. Peneliti membiarkan
permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk intrepretasi.
Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam kontek
yang mendetil disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta
hasil analisis dokumen dan
catatan-catatan.
Demikianlah deskripsi filosofi penelitian kualitatif. namun merancang
atau mendesain sebuah peneltian kualitatif adalah permasalahan lain. Makalah
ini akan mencoba menguraikan tentang desain penelitian kualitatif.
Berbicara tentang desain penelitian kualitatif berarti berbicara tentang
rancangan penelitian kualitatif. Rancangan penelitian kualitatif tepat juga
dikatakan sebagai proposal penelitian kualitatif.
Dengan demikian, makalah ini akan menguraikan dan menggambarkan hal-hal
yang berkenaan dengan proposal, rancangan atau desain penelitian kualitatif.
B.
Komponen-Komponen Proposal Penelitian
Proposal penelitian berarti persiapan kemungkinan dan perlengkapan.
Kemungkinan dan perlengkapan itu dalam
hal ini dapat kita sebuah sebagai komponen-komponen penelitian.
Oleh Lexy J. Moeloeng, disebutkan bahwa ada sepuluh unsur desain
penelitian yang perlu diperhatikan, yakni:[2]
1. Penentuan
Fokus Penelitian.
Hal yang paling pertama harus diperhatikan dalam merencanakan atau
merancang sebuah penelitian adalah penentuan fokus. Fokus penelitian pada
dasarnya adalah sumber pokok masalah.
Masalah penelitian adalah hal yang menimbulkan pertanyaaan hingga perlu
dijawab dengan penelitian.
Penentuan fokus penelitian memiliki dua tujua. petama, untuk membatasi
studi, dan kedua untuk menjadikan penelitian efektif. Dikatakan untuk membatasi
studi maksudnya adalah bahwa dengan fokus penelitian seorang peneliti dapat
membatasi latar belakang yang ia gunakan, wilayah yang akan ia teliti, teknik
yang akan ia gunakan. Sedangkan untuk menjadikan penelitian efektif, maksudnya adalah
bahwa penentuan fokus penelitian yang tepat berarti memberikan peneliti filter
yang akan menyaring data-data yang masuk, bahan yang diperlukan.
Perlu juga dicatat di sini bahwa fokus penelitian bisa berubah. Perubahan
fokus penelitian ini bisa terjadi setelah peneliti berkonsultasi dengan orang
yang lebih berkompeten, seperti dosen pembimbing, atau diakibatkan
faktor-faktor lapangan seperti kurangnya data dan bahan.
2. Kesesuaian
Paradigma dengan Fokus.
Paradigma adalah seperangkat kepercayaan yang mempengaruhi cara pandang
seseorang tehadap sesuatu. Saat ini belum terdapat perangkat yang dapat
mengukur kesesuaian paradigma dengan fokus penelitian secara tepat. Untuk saat
ini, yang digunakan untuk menentukan kesesuaian paradigma dengan fokus adalah
beberapa pertanyaan yang didasarkan aksioma alamiah. Lexy J. Moleong
mengutarakan empat pertanyaan yang bisa mengukur tingkat kesesuaian paradigma
dengan fokus penelitian sebagai berikut:[3]
1.
Apakah fenomena yang diwakili oleh kerumitan jamak itu
merupakan “kontruksi”?
2.
Apa derajat hubungan peneliti –fenomena, dan apa
derajat ketidakpastian yang akan diperkenalkan ke dalam penelitian?
3.
Apa derajat kebebasan konteksnya?
4.
Apakah kiranya beralasan untuk mempersoalkan
hubungan-hubungan kausal konvensional itu sehubungan dengan unsur fakta yang
diamati?
3.
PenentuanParadigma dengan Teori Substantif yang Membimbing Studi.
Jika sebuah teori muncul dari data, maka pada dasarnya atau pada umumnya
teori itu sesuai dengan dasar paradigma metodologisnya. Namun akan menjadi masalah
bila ternyata sang peneliti ingin menguji sebuah teori. Bila terjadi demikian,
maka peneliti harus memperhitungkan kesesuaian teori tersebut dalam
proposalnya. Dalam hal ini, hendaknya peneliti menggunakan patokan yang sesuai
dengan pradigmanya.
4. Penentuan
Sumber Data
Untuk menetukan sumber data, peneliti tentu terkait erat dengan lokasi
penelitian dan satuan kajian. Penentuan sumber data merupakan jawaban dari
pertanyaan “dari mana dan dari siapakah data penelitian akan diperoleh?”.
Penentuan sumber data nantinya akan berujung kepada penentuan sampel (dalam
penelitian lapangan), dengan begitu penentuan sumber data juga terkait erat
dengan teknik penelitian.
5. Penentuan
Tahap-Tahap Penelitian.
Dalam merancang sebuah penelitian, untuk mempermudah, peneliti harus
membagi proses penelitian kepada bebeberapa tahap. Tahapan-tahapan sebuah
penelitian tidak sama dengan tahapan yang akan dilalui pada penelitian lainnya,
tegantung kepada bentuk penelitian, teknik dan fokus penelitian tersebut.
Beberapa tahapan yang sering dilalui dalam penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut:
1.
Tahap Orientasi.
Tahap pertama ini berarti mengumpulkan data yang diperlu
diketahui sebagai langkah awal. Hal ini sering juga disebut dengan mengumpulkan
informasi awal penelitian. Tujuan mengumpulkan informasi awal ini adalah untuk
menetukan orientasi dan mendapatkan gambaran umum penelitian.
Dalam penelitian lapangan, untuk mendapatkan informasi
awal, seorang peneliti perlua mengadakan wawancara sederhana (tidak seperti
wawancara untuk mendpatkan data lengkap yang untuk dianalisa).
Informasi awal ini digunakan untuk membuktikan dan
menyatakan bahwa memang ada hal menarik, unik dan lain dari biasanya dalam
fenomena yang akan diteliti.
2.
Eksplorasi Fokus.
Pada tahap ini, seorang peneliti perlu untuk meyusun
petunjuk memperoleh data, seperti petunjuk wawancara dan pengamatan. Pada tahap
ini, peneliti telah masuk kedalam fokus penelitian. Pada tahap inilah dilakukan
pengumpulan data, analisa dan laporan analisa. Tahap eksplorasi fokus merupakan
inti dari sebuah proses penelitian.
3.
Pengecekan dan Pemerikasaan kebasahan data.
Pada tahap ketiga dilakukan pengecekan dan pemeriksaan
keabsahan data, seperti triangulasi, pengecekan anggota dan auditing. Pada
tahap ini, peneliti mengecek laporan apakah sesuai dengan subjek atau tidak.
6. Teknik
Penelitian.
Penentuan teknik penelitian pada dasarnya ditentukan oleh fokus dan
situasi serta jadwal waktu yang ditetapkan. Peneliti biasanya bertindak sebagai
alat peneliti. Penentuan teknik penelitian ini mencakup penentuan kuesioner dan
berbagai perangkat penelitian lainnya.[4]
8.
Perencanaan Pengumpulan dan Pencatatan Data.
Bila teknik penelitian telah ditentukan, peneliti kemudian beranjak untuk
merencanakan pengumpulan dan pencatatan data. Teknik pengumpulan data yang
pertama-pertama adalah wawancara, kemudian pengamatan, pengumpulan dokumen dan
yang semacamnya.[5]
Satu hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa semakin
banyak data yang masuk maka peneliti harus semakin selektif dalam memilih data
dan informasi yang relevan, valid dan akurat. Wawancara, pengamatan dan
pengumpulan dokumen ini harus terlebih dahulu direncanakan oleh peneliti, baik
tempat, waktu dan sumbernya.
Hal lain yang perlu dirancang adalah pencatatan data baik dari akurasi (ketepatan)
dan struktur.[6] Ketepatan
data seperti yang muncul di lapangan dapat dicapai dengan merekam data-data
yang diperoleh seperti dengan pencatatan, merekam audio atau video. Singkat
kata, peneliti harus merencanakan cara
pencatatan data dengan memperhatikan struktur dan akurasi data.
8.
Perencanaan Prosedur dan Pelaksanaan Analisis Data.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dimulai sejak masuk kepada
latar belakang penelitian. Karena itu, perencanaan prosedur dan analisis data
harus dimulai sejak sebelum masuk ke latar belakang penelitian. Hal ini berbeda
dengan penelitian non-kualitatif yang mana analisis datanya baru dimulai
setelah data terkumpul.
9.
Perencanaan Perlengkapan Penelitian.
Hal lain yang juga perlu dirancang oleh peneliti adalah perlengkapan
penelitian yang dibutuhkan dalam proses penelitian mencakup dana, logistik,
waktu dan sarana lainnya.
10.
Perencanaan Pemeriksaan Kebasahan Data.
Perencanaan pelaksanaan proses ini mencakup kebasahan data, kriterianya
dan teknik pemeriksaan keabsahan data.
Yang dimaksud dengan data yang absah adalah data yang mendemonstrasikan
nilai yang benar, yang mempunyai dasar hingga bisa diterapkan dan konsistensi.
C. Kerangka
Rancangan Penelitian.
Berikut kami sajikan kerangka dan deskripsi proposal penelitian
kualitatif:
Kerangka
Proposal
Bab I.
Pendahuluan
- Latar Belakang.
- Fokus Penelitian dan Perumusan Masalah.
- Tujuan Penelitian.
- Paradigma.
- Manfaat Penelitian.
Bab II. Acuan
Teori.
- Acuan Teori (berkaitan dengan fokus penelitian).
- Acuan Teori (sub fokus 1).
- Acuan Teori (sub fokus 2).
- Dst.
Bab III.
Metodologi Penelitian.
- Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian, dan Entri.
- Metode dan Teknik Penelitian.
- Data dan Sumber Data.
- Prosedur Pengumpulan Data.
- Analisis Data.
- Pemeriksaan Keabsahan Data.
Bab IV.
Paparan Data dan Temuan Hasil Penelitian.
- Deskripsi Data.
- Temuan Hasil Penelitian.
- Pembahasan Temuan Hasil Penelitian.
Bab V.
Kesmipulan, Implikasi dan Saran-Saran.
- Kesimpulan.
- Implikasi.
- Saran-Saran.
D. Penutup.
Tugas pertama seorang peneliti ketika akan melakukan penelitian adalah
menyusun rancangan penelitian. Desain penelitian kualitatif mencakup hal-hal
berikut:
- Penentuan fokus penelitian.
- Kesesuaian paradigma dengan fokus.
- Penentuanparadigma dengan teori substantif yang membimbing studi.
- Penentuan sumber data
- Penentuan tahap-tahap penelitian.
- Teknik penelitian.
- Perencanaan pengumpulan dan pencatatan data.
- Perencanaan prosedur dan pelaksanaan analisis data.
- Perencanaan perlengkapan penelitian.
- Perencanaan pemeriksaan kebasahan data.
Daftar
Pustaka
Faisal, Sanafiah. Format-format Penelitian.
Jakarta: Raja Grafindo Persada,2001.
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Semarang:Rineka Cipta, 1996.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosda Karya, 2006.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif .
Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002.
Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya, 2006.
[1] Nana Syaodih, Metode Penelitian
Pendidikan (Bandung:
Rosda Karya, 2006), h. 60.
[2] Lexy J. Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif (Bandung:
Rosda Karya, 2006), h. 385.
[3] Lexy, Metodologi, h. 386.
[4] Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan instrument peneliti, antara lain :
1.
Masalah
dan variable yang diteliti termasuk indikator variable, harus jelas spesifik
sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrument yang akan digunakan.
2.
Sumber
data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu,
sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam
instrument penelitian.
3.
Keterampilan
dalam instrument itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari segi ejaan,
keshahihan maupun objektivitas
4.
Jenis
data yang diharapkan dari penggunaan instrument harus jelas, sehingga peneliti
dapat memperkirakan cara analisis data guna
pemecahan masalah penelitian
5.
Mudah
dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.
Lihat Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan(Semarang:Rineka
Cipta, 1996),h.155-156
[5] Hal ini juga berkaitan dengan
penentuan sampel. Sampel merupakan representatif dari populasi penelitian.
Lihat Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002), h. 63.
[6] Disebut suatu pertanyaan
bersturuktur apabila jawaban pertanyaan tersebut telah tersedia "kemungkinan
pilihannya", sehingga resfonde tinggal memilih yang sesuai. Sanafiah
Faisal,Format-format Penelitian(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2001),h.122.
0 komentar:
Posting Komentar