Analisa
Data Kualitatif
A.
Pendahuluan.
Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bersumber dari pandangan fenomenologis yang menggunakan
paradigma alamiah atau natural. Penelitian kualitatif dirancang untuk
mendeskripsikan situasi, kejadian, peristiwa, menginterpretasi sesuatu,
mengungkap makna dan memahami masalah-masalah sosial (manusia) secara alamiah.
Penelitian kualitatif bisa berupa penelitian etnografi, isi/konten, kasus,
tindakan, grounded, life histories,
dan sejenisnya,
Menurut
Bodgan dan Taylor[1]
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Kirk dan Miller (1986, Reni, 2006: 7) mendefinisikan bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya.
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang data-datanya bersifat deskriptif berupa:
kata-kata, catatan lapangan (pengamatan), foto/gambar, dokumen, dan sejenisnya.
Penelitian ini bersifat lentur, flexibel sesuai dengan perolehan data di
lapangan. Peneliti berperan menjadi kendali di lapangan. Karakteristik atau
ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: latar ilmiah, manusia
sebagai alat (instrumen), metode kualitatif, analisis data secara induktif,
teori dari dasar (grounded theory),
deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya “batas” yang ditentukan oleh “fokus”, ada kriteria
khusus untuk keabsahan data, desain yang sementara, serta hasil penelitian
dirundingkan dan disepakati bersama.
Penelitian ini berusaha memahami
secara personal dorongan dan keyakinan yang mendasari tindakan manusia.
Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena sosial dari pandangan
pelakunya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara berpartisipasi,
wawancara secara mendalam, dan metode lain yang menghasilkan data yang bersifat
deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang
dialami oleh subjek penelitian[2]
Dalam penelitian kualitatif ada
atau tidaknya suatu atribut dalam suatu analisis isi lebih penting daripada
frekuensi atau bilangan yang diberikan kepada atribut tersebut. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari
teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan
lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui
pemaparan deskriptif analitik, tanpa menggunakan enumerasi, dan statistik,
sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dan tingkah laku
dalam situasi alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan
interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu, dan situasi tertentu. Realitas
berdimensi jamak, berubah dan saling berinteraksi, sehingga peneliti dituntut
waktu yang cukup lama di lapangan.
Data penelitian kualitatif
diperoleh dengan berbagai cara. Analisa data kualitatifpun berbeda dengan
analisi penelitian kuantitatif. Analisa data kualitatif bisa digunakan dengan
berbagai cara. Makalah ini akan menjelaskan tentang analisa data kualitatif.
B. Analisis Data
Analisis
data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian
kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai
sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Catatan
dibedakan menjadi dua, yaitu yang deskriptif dan yang reflektif.[3]
Catatan deskriptif lebih menyajikan kejadian daripada ringkasan. Catatan
reflektif lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari
peneliti. Lebih menampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.
Setelah
dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan
reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat
rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga
sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam
satuan-satuan dan kategorisasi dan langkah terakhir adalah menafsirkan dan atau
memberikan makna terhadap data.
a. Pemrosesan Satuan (Unitying)
a. Pemrosesan Satuan (Unitying)
Satuan
adalah bagian terkecil yang mengandung makna yang utuh dan dapat berdiri
sendiri terlepas dari bagian yang lain. Satuan dapat berwujud kalimat faktual
sederhana, misalnya: ”Responden menunjukkan bahwa ia menghabiskan sekitar
sepuluh jam seminggu untuk melakukan perjalanan keliling dari satu sekolah ke
sekolah lain sebagai pelaksanaan peranannya selaku guru lepas di beberapa
sekolah”. Selain itu satuan dapat pula berupa paragraf penuh. Satuan ditemukan
dalam catatan pengamatan, wawancara, dokumen, laporan dan sumber lainnya. Agar
satuan-satuan tersebut mudah diidentifikasi perlu dimasukkan ke dalam kartu
indeks dengan susunan satuan yang dapat dipahami oleh orang lain.
b.
Kategorisasi .
Kategorisasi
disusun berdasarkan kriteria tertentu. Mengkategorisasikan
kejadian-kejadian mungkin saja mulai dari berdasarkan namanya, fungsinya
atau kriteria yang lain. Pada tahap kategorisasi peneliti sudah mulai melangkah
mencari ciri-ciri setiap kategori. Pada tahap ini peneliti bukan sekedar
memperbandingkan atas pertimbangan rasa-rasanya mirip atau sepertinya mirip,
melainkan pada ada tidaknya muncul ciri berdasarkan kategori. Dalam hal
ini ciri jangan didudukkan sebagai kriteria, melainkan ciri didudukkan
tentatif, artinya pada waktu hendak memasukkan kejadian pada kategori
berdasarkan cirinya, sekaligus diuji apakah ciri bagi setiap kategori sudah
tepat.
c.
Penafsiran /Pemaknaan Data.
Langkah
ketiga Moleong [4]
menggunakan istilah penafsiran data,. Noeng Muhadjir[5]
menggunakan istilah pemaknaan, karena penafsiran merupakan bagian dari proses
menuju pemaknaan. Beliau membedakan antara 1) terjemah atau translation, 2) tafsir
atau inerpretasi, 3) ekstrapolasi dan 4) pemaknaan atau meaning. Membuat
terjemah berarti upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan
media yang berbeda; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa lain,
dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, peneliti tetap berpegang
pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konsteksnya agar dapat
dikemukakan konsep atau gagasannya lebih jelas. Ekstrapolasi lebih menekankan
pada kemampuan daya pikir manusia untuk menangkap hal di balik yang tersajikan.
Memberi makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai
kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratif
manusia: indriawinya, daya pikirnya dan akal budinya. Di balik yang tersajikan
bagi ekstrapolasi terbatas dalam arti empirik logik, sedangkan pada pemaknaan
menjangkau yang etik maupun yang transendental. Dari sesuatu yang muncul
sebagai empiri dicoba dicari kesamaan, kemiripan, kesejajaran dalam arti
individual, pola, proses, latar belakang, arah dinamika dan banyak lagi
kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Dalam
langkah kategorisari dilanjutkan dengan langkah menjadikan ciri kategori
menjadi eksplisit, peneliti sekaligus mulai berupaya untuk mengintegrasikan
kategori-kategori yang dibuatnya. Menafsirkan dan memberi makna hubungan antar
kategori sehingga hubungan antar kategori menjadi semakin jelas. Itu berarti
telah tersusun atribut-atribut teori.
d. Perumusan Teori
d. Perumusan Teori
Perumusan
teori dimulai dengan mereduksi jumlah kategori-kategori sekaligus memperbaiki
rumusan dan integrasinya. Modifikasi rumusan semakin minimal, sekaligus isi
data dapat terus semakin diperbanyak. Atribut terori yang tersusun dari hasil
penafsiran/pemaknaan dilengkapi terus dengan data baru, dirumuskan kembali
dalam arti diperluas cakupannya sekaligus dipersempit kategorinya. Jika hal itu
sudah tercapai dan peneliti telah merasa yakin akan hasilnya, pada saat itu
peneliti sudah dapat mempublikasikan hasil penelitiannya.
C. Analisa Data Kualitatif: Teknik
Analisa kualitatif merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan
semantis antar variable yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti
mendapatkan makna hubungan variable-variabel sehingga dapat digunakan untuk
menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis
sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak menggunakan
angka-angka seperti pada analisa kuantitatif.[6]
Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan
menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur,
terstruktur dan mempunyai makna. Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam
lima langkah, yaitu: [7]
1) mengorganisasi data: Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali
data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan
penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai;
2) membuat kategori, menentukan tema, dan pola: langkah kedua ialah
menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena peneliti
harus mampu menglompokkan data yang ada kedalam suatu kategori dengan tema
masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara jelas;
3) menguji hipotesa yang muncul dengan menggunakan data yang ada:
setelah proses pembuatan kategori maka peneliti melakukan pengujian kemungkinan
berkembangnya suatu hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data yang
tersedia ; 4) mencari eksplanasi alternatif data: proses berikutnya ialah
peneliti memberika
n keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus mampu
menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna yang terkandung
dalam data tersebut; dan
5) menulis laporan: penulisan laporan merupakan bagian analisa
kualitatif yang tidak terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu
menuliskan kata, frasa dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat
digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisanya.
Model lain untuk melakukan analisa data kualitatif ialah dengan menggunakan: 1) Analisa Domain,
2) Analisa Taksonomi, 3) Analisa Komponensial, 4) Analisa Tema Kultural dan 5)
Analisa Komparasi Konstan. (Sanapiah: 1990). Dalam mengaplikasikan
teknik-teknik analisa di bawah ini, penulis menggunakan contoh bidang ilmu
Desain Komunikasi Visual.
Analisa Domain:
Analisa domain berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau
pengertian yang bersifat secara
meyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan mengenai
domain tertentu atau kategori-kategori konseptual.
a.
Contoh: Domain dalam dunia seni mencakup: seni lukis,
seni tari, seni ukir, desain komunikasi visual.
b.
Cara Menganalisa: cara menganalisa domain ialah dengan menggunakan
analisa semantis yang bersifat universal. Dibawah ini contoh domain yang
bersifat universal:
Hubungan Semantis
|
Bentuk
|
Contoh
|
1. Jenis
|
X adalah jenis Y
|
Iklan adalah salah satu
jenis promosi
|
2. Ruang
|
X adalah tempat di Y atau
bagian dari Y
|
Ruang gambar adalah bagian
dari laboratorium
|
3. Sebab - Akibat
|
X adalah akibat dari Y
|
Desain iklan jelek akibat
komposisi warna salah
|
4. Alasan
|
X merupakan alasan
melakukan Y
|
Iklan itu bagus, sehingga
konsumen membeli produk yang diiklankan
|
5. Lokasi untuk melakukan
|
X merupakan tempat
melakukan Y
|
Ruang gambar adalah tempat
untuk menggambar
|
6 Cara ke Tujuan
|
X merupakan cara melakukan
/ mencapai Y
|
Membuat logo yang bagus
untuk mencapai citra perusahaan yang baik
|
7. Urutan / tahap
|
X merupakan urutan atau
tahap dalam Y
|
Mewarnai merupakan salah
satu tahap dalam membuat logo
|
8. Fungsi
|
X digunakan untuk Y
|
Jenis huruf digunakan
untuk menarik pembaca
|
9. Karaktersitik
|
X merupakan karaktersitik
dari Y
|
Komposisi warna merupakan
atribut logo
|
Aplikasi Dalam Desain Iklan: di bawah ini diberikan
contoh aplikasi analisa domain dalam desain iklan dengan menggunakan pertanyaan
structural
Hubungan Semantis
|
Bentuk
|
Contoh
|
1. Jenis
|
X adalah jenis Y
|
Apa saja jenis iklan yang
ada?
|
2. Ruang
|
X adalah tempat di Y atau
bagian dari Y
|
Apa saja bagian
keseluruhan dari sebuah iklan?
|
3. Sebab - Akibat
|
X adalah akibat dari Y
|
Apa sebab warna iklannya
tidak cocok?
|
4. Alasan
|
X merupakan alasan
melakukan Y
|
Apa saja alasannya membuat
iklan dengan warna hitam putih?
|
5. Lokasi untuk melakukan
|
X merupakan tempat
melakukan Y
|
Dimana saja iklan tersebut
ditayangkan / dipasang?
|
6 Cara ke Tujuan
|
X merupakan cara melakukan
/ mencapai Y
|
Apa saja cara untuk
mencapai bentuk desain iklan yang komunikatif?
|
7. Urutan / tahap
|
X merupakan urutan atau
tahap dalam Y
|
Apa saja tahapan
keseluruhan dalam membuat desain iklan?
|
8. Fungsi
|
X digunakan untuk Y
|
Apa saja fungsi iklan
tersebut?
|
9. Karaktersitik
|
X merupakan karaktersitik
dari Y
|
Apa saja karakteristik
keseluruhan iklan yang menarik?
|
Analisa Taksonomi: analisa
taksonomi didasarkan pada focus terhadap salah satu domain (struktur internal
domain) dan pengumpulan hal-hal / elemen yang sama.
1.
a.
Taksonomi Logo: taksonomi logi dapat digambarkan seperti di bawah ini:
|
|
|
|
||||||
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Analisa Komponensial: analisa
komponensial menekankan pada kontras antar elemen dalam suatu domain; hanya
karakteristik-karaktersitik yang berbeda saja yang dicari.
Contoh: Cari karakteristik yang berbeda dalam Fungsi Logo suatu
perusahaan dengan dimensi-dimensi kontras seperti di bawah ini:
Kategori
Karaktersitik Logo
|
Tidak Standar
|
Semi Standar
|
Standar
|
Bentuk
|
|
|
|
Warna
|
|
|
|
Ukuran
|
|
|
|
Tulisan
|
|
|
|
Jarak Pandang/ Durasi
|
|
|
|
Analisa Tema Kultural: cara
melakukan analisa tema kultural ialah dengan mencari benang merah yang ada yang
dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar / utama, premis,
etos, pandangan dunia dan orientasi kognitif. Analisa berpangkal pada pandangan
bahwa segala sesuatu yang kita teliti pada dasarnya merupakan suatu yang utuh
(keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh karena itu peneliti dalam menganalisa
data sebaiknya menggunakan pendekatan yang utuh (holistic approach).[8]
Teknik Analisa: Teknik analisanya ialah peneliti melakukan hal-hal
seperti di bawah ini:
a.
Melarutkan / menyatukan diri seoptimal mungkin selama
melakukan penelitian untuk menghayati apa yang diteliti.
b.
Melakukan analisa komonensial lintas domain.
c.
Mengidentifikasi domain-domain yang mencakup informasi
yang dominan dibandingkan dengan domain lainnya.
d.
Membuat diagram skematis yang menunjukkan katerkaitan
segenap domain.
e.
Mencari kesamaan diantara dimensi yang kontras untuk
memunculkan tema-tema dari gejala yang sedang diteliti.
f.
Mencari tema-tema universal yang biasanya dimuat pada
sejumlah teori yang ada.
g.
Membuat iktisar /ringkasan semua data / informasi yang
ada untuk tidak hanya melihat fakta
saja, tetapi juga menjalinnya antara satu dengan yang lainnya.
h.
Membuat suatu perbandingan
untuk melacak kesamaan dan perbedaan agar dapat memunculkan tema-tema
alternatif lainnya.
Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research): cara
melakukan analisa komparasi konstan adalah sebagai berikut:
a.
Mengumpulkan data untuk menyusun / menemukan suatu
teori baru.
b.
Berkonsentrasi pada deskripsi yang rinci mengenai
sifat atau cirri dari data yang dikumpulkan untuk menghasilkan pernyataan
teoritis secara umum.
c.
Membuat hipotesa jalinan hubungan antara gejala yang
ada, kemudian mengujinya dengan bagian data yang lain.
d.
Didasarkan dari akumulasi data yang telah
dihipotesakan, peneliti mengembangkan suatu teori baru.
Jenis
kegiatannya ialah sebagai berikut:
a.
Menulis
catatan: menulis hal-hal yang pokok, dan kemudian mendiskripsikan atau
merinci lebih detil dengan cara memberi penjelasan secara lengkap, misalnya
konteks kejadiannya, kronologi peristiwa dan sebab musababnya, mengungkapkan
data faktual dan penilaian peneliti.
b.
Memulai dari data ke konsep.
c.
Memodifikasi konsep dengan cara membuat hal-hal yang
spesifik menjadi abstrak.
d.
Melakukan analisa bergelombang, dari yang sempit
menjadi meluas.
e.
Pengembangan tema inheren menjadi suatu teori.[9]
C.
Penutup.
Penelitian
untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan dua
pendekatan, yaitu kantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di peroleh dari
dua pendekatan tersebut memiliki ukuran dan sifat yang berbeda. Pendekatan
kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada
pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti.
Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik
dan dapat digeneralisasi sedangkan hasil analisis penelitian kualitatif lebih
bersifat ideographik, tidak dapat digeneralisasi. Hasil analisis penelitian
kualitatif naturalistik lebih bersifat membangun, mengembangkan maupun
menemukan terori-teori sosial sedangkan hasil analisis kuantitatif cenderung
membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada.
Daftar
Pustaka
Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif:
Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3. 1990.
Marshal, Catherine dan Gretchen B Rossman. Designing
Qualitative Research. California: Sage Publication,. Inc. 1995.
Moleong,
L. J. Metologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosydakarya, 2001.
Noeng Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000.
[1] Nuryanti Reni dan Peno Suryanto, Penelitian
: Sebuah Pengantar. (Yogyakarta: UKM
Penelitian UNY, 2006), H. 6.
[2] Sukardi dkk. Pedoman Penelitian
Edisi 2004 (Yogyakarta: Lembaga Penelitian
UNY, 2004), h. 15.
[3] Muhadjir
Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), h. 139.
[4] L. J.
Moleong,, Metologi
Penelitian Kualitatif (Bandung:
Remaja Rosydakarya, 2001), h. 197.
[5] Muhadjir
Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 189.
(Malang: YA3, 1990), h.
34.
[7] Ibid.
[8] Catherine
Marshal, dan Gretchen B Rossman, Designing Qualitative Research. California: Sage
Publication,. Inc, 1995), h. 78.
[9] Ibid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar