Guru Gaptek?
Kalau guru gaptek sangat tidak enak didengar telinga, seorang pendidik yang mengajari siswanya ilmu pengetahuan, tidak menguasai IT. Hal ini sangat diantisipasi oleh pemerintah dengan diadakan ujian kopetensi soal online sangat menuntut kemahiran para guru di bidang IT. Di JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) gelombang kedua di DKI Jakarta yang berlangsung mulai hari ini, Selasa (9/10/2012), berjalan cukup lancar. Meski masih ditemukan sejumlah kendala teknis di beberapa tempat uji kompetensi (TUK), keluhan terhadap gagal mengakses internet menurun. Kendala yang berarti lebih pada sejumlah guru yang gagap teknologi.
"Pada gelombang kedua ini, peserta UKG relatif lancar mengerjakan soalnya secara online, tetapi memang tidak semua guru mahir menggunakan teknologi komputer, makanya tadi masih ditemukan satu dua yang nyaris gagal," ucap Orsida Aryono, pengawas dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) yang bertugas di SMA 78 Jakarta Barat, Selasa (9/10/2012) siang.
Orsida menyebutkan, dari 19 peserta yang hadir pada hari pertama, hanya satu guru yang nyaris gagal mengakses soal mata pelajaran bahasa Indonesia akibat salah mengikuti instruksi pengawas.
"Ada satu guru SMA mata pelajaran bahasa Indonesia, tapi nampaknya salah mengikuti petunjuk, sehingga ia klik icon yang salah, tapi kejadian tadi masih bisa diatasi oleh teknisi, dan bapak itu bisa mengerjakan soalnya," jelas Orsida lagi.
Para peserta UKG gelombang kedua ini di Jakarta juga mengaku sudah belajar tentang komputer dan membaca kisi-kisi soal yang juga diberikan sehingga tingkat kesalahan teknis mulai berkurang.
Roslinda mengaku sudah sempat bertanya-tanya kepada rekan seprofesi yang ikut uji kompetensi ini tentang masalah yang sering terjadi pada pelaksanaan UKG di gelombang pertama. Oleh karena itu, dia bisa mengantisipasi mengulang kesalahan yang sama.
"Katanya soal jaringan, atau login yang gagal. Kalau yang itu saya juga enggak tau harus ngapain kalau terjadi di tahap kedua ini. Saya sih persiapannya latihan soal saja, tetapi sayang, tadi dapat skor rendah. Sudah belajar kisi-kisi, tetapi nggak ada yang nyangkut, pelajaran yang keluar juga sudah lupa 60 persen," ungkapnya.
Guru olahraga salah satu SMA swasta di kawasan Cengkareng ini hanya meraih skor 39 pada uji kompetensi hari ini. Karena nilai yang rendah itu, dia pun pasrah dan introspeksi diri.
"Kalau seperti ini kenyatannya, saya ya siap aja ikut pemetaan dan pelatihan lagi beberapa hari. Sekarang saya jadi tau, harus belajar lagi," sesalnya.
0 komentar:
Posting Komentar