Keteladanan Kepemimpinan
Keteladanan adalah perilaku yang terpuji dan disenangi karena sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Menjalankan keteladanan merupakan cara yang bisa dilakukan para pemimpin dalam memotivasi para pegawai untuk bekerja dengan berlandaskan visi.
Keteladanan Pemimpin adalah " leadingby exampk; being a model, role modeling" (berperan sebagai teladan). Pemimpin yang menjalankan peran keteladanan menjadi simbol yang nyata atas apa yang mereka harapkan untuk diraih pengikutnya" (1997:98) Para pemimpin memberi teladan melalui kejelasan semangat dan keyakinan melalui tindakan sehari-hari, menun jukkan visi pimpinan diwujudkan.
Perilaku keteladanan para pimpinan adalah dengan menunjukkan kepada para bawahan mengenai apa yang harus mereka lakukan, memberikan contoh-contoh dan terlibat dalam perilaku simbolik yang memberitahu para anggota apa yang diharapkan dari mereka, dan memberitahu perilaku yang layak untuk dilakukan. Keteladanan ini dapat ditampilan dalam disiplin waktu, kepatuhan terhadap aturan, prosedur, tugas dan tanggung jawab sepenuhnya.
Mengacu kepada Frigon dan Jackson (1999:10), kete ladanan merupakan perilaku yang membawa kepada kredibilitas pimpinan. Hal yang diinginkan bawahan kepada pemimpin
adalah kejujuran/baik hati, kompetensi, kredibilitas, dan visi yang dibagi. Sebagai teladan, kepala sekolah menyatakan kejujuran, konsisten, komitmen dan kredibel. Itulah pemimpin yang dipercaya yang sesuai kata dengan perbuatannya".
Kredibilitas bisa dipahami sebagai suatu kepercayaan atau keyakinan yang muncul terhadap pimpinan dari para anggota organisasi. Kredibilitas bukanlah karekteristik yang melekat pada diri seseorang (inherent), tetapi sesuatu yang diberikan orang lain kepada pimpinan. Suatu hal yang menim bulkan kredibilitas adalah komitmen pimpinan mewujudkan visi. Lashway (1996) menegaskan para pemimpin tidak hanya harus membagi visi ke dalam sistem, tetapi juga harus melem bagakan visinya. Kepala sekolah perlu menggulirkan visi di dalam kelas terutama oleh guru untuk mewujudkan visi menjadi semacam pendekatan memotivasi pelaksanaan tugas pegawai.
Pemimpin masa depan disyaratkan memiliki kredibilitas dan kapabilitas sehingga dapat diterima (akseptabilitas) dan mampu mengantarkan organisasi pada perubahan, peningkatan mutu dan akuntabel. Hesselbein (1996:215) menjelaskan bahwa kredibilitas pimpinan adalah kepercayaan yang komprehensif diberikan oleh staf. Sebuah persepsi para anggota terhadap pimpinannya. Pimpinan yang tidak kredibel cenderung kurang dipatuhi, tidak dihargai atau tidak dihormati oleh anggota organisasi, atau staf bersikap cuek.
Sesuai kata dengan perbuatan adalah kunci kredibilitas. Kadang kredibilitas disamakan dengan integritas pribadi, sebagaimana dijelaskan Steers, et.al, (1996:192) bahwa kejujuran dan integritas merupakan fondasi sifat perilaku pimpinan. Pemimpin yang kredibel dalam tindakannya ialah melakukan apa yang mereka katakan ingin dilakukan, melaksanakan apa yang mereka pidatokan. Tindakan mereka sesuai dengan kata katanya.
Dalam buku The Power of Ethical Management yang ditulis Blanchard dan Peale, (1998:36) menjelaskan bahwa: "melakukan yang benar adalah hal yang sulit dari sekedar mengatakan yang benar, karena itu melakukan yang benar merupakan hal yang dituntut dari manajer atau pimpinan yang beretika, tidak kolusi, tidak korupsi, tidak pula nepotisme dalam menjalankan kepemimpinannya.
Locke (1997:87) berpendapat bahwa para pemimpin efektif secara konsisten dipandang sebagai pribadi yang bisa dipercaya, mempunyai reputasi yang tidak diragukan dalam hal kejujuran. Kemudian Steers, et al (1996:221) menegaskan bahwa pimpinan memberikan teladan sebagai titik sumber dan fokus keteladanan dan pembelajaran bagi anggota.
Menurut Shelton (1997:37) integritas adalah dasar dari kepercayaan, tidak sebagai alat bagi kepemimpinan tetapi sebagai produk/hasil. Integritas adalah suatu kualitas yang tidak dapat dicari, tetapi harus dipancarkan. Hal itu diberikan oleh kerjasama dan para anggota, tanpa integritas pemimpin tidak akan berfungsi". Integritas terdiri dari mengenali diri (mengenali secara benar kekuatan dan kelemahan), keterus terangan (candor) yang ditampilkan pada kejujuran dalam pikiran dan tindakan, serta kematangan (maturation) menguasai kemampuan teknikal.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keteladanan adalah perilaku pimpinan yang mencontohkan hal-hal yang baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maupun kredilitas dan integritas pribadinya sebagai pimpinan yang berusaha mewujudkan visi, tujuan dan sasaran sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar