Pemberdayaan Personil Sekolah
Tujuan fundamental kepemimpinan adalah menghasilkan perubahan yang bermanfaat bagi organisasi. Karena itu, kepemimpinan bekerja melalui orang dan budaya. Proses kepemimpinan diarahkan untuk menentukan arah, men cerahkan personil, memotivasi dan memberi inspirasi. Bagai mana orang lain percaya terhadap seseorang harus melakukan tindakan dalam satu situasi".
Bagaimana seseorang melakukan sesuatu adalah menen tukan keluasan dengan peran dalam konteks anda bertindak. Ada kontak psikologis tersusun saling mengharapkan- apa yang diharapkan manajemen dan pekerja dan teman sejawat. Kontrak diartikan sebagai perilaku yang diharapkan yang ada dalam dengan setiap peran. Manajemen mengharapkan tindakan pegawai saja, memberikan kondisi kerja yang dapat diterima. Komunikasi yang jelas apakah adil dalam hari kerja dalam memberikan umpan balik atas bagaimana pekerja melakukan sesuatu dengan baik. Para pegawai diharapkan memberikan respon menunjukkan sikap baik, mengikut perintah dan menunjukkan kepatuhan terhadap organisasi.
Apa yang terjadi bila yang peran diharapkan berimplikasi terhadap kontrak psikologis atau tidak tercapai. Jika pegawai gagal untuk mewujudkan harapan, hasilnya beberapa bentuk tindakan disiplin sampai dan merusak budaya kerja. Kontrak psikologis diakui sebagai kekuatan menentukan perilaku dalam organisasi.
Menurut Hesselbein (1990:88) para pemimpin harus mengusahakan, memperjuangkan dan kemudian mendukung gagasan-gagasan baru. Pemimpin harus memberikan dan lingkungan bagi pengembangan dan menyatakan semangat kerwirausahaan. Pemimpin harus memberdayakan".
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa pemberdayaan orang-orang untuk berinovasi, bagaimanapun tidak berarti memberikan kebebasan kepada setiap orang melakukan sesuatu apa yang ingin dilakukan, tetapi inovasi adalah adanya pengakuan dan penerimaan atas gagasan baru".
Owens (1989:134) berpendapat bahwa suatu aspek penting pemberdayaan adalah memberikan peluang bagi guru-guru untuk berpartisipasi secara aktif, terbuka dan tanpa ketakutan dalam proses akhir membagi dan memiliki visi sekolah dan budaya melalui diskusi timbal balik. Ditambah kannya, bahwa pemberdayaan guru memiliki kata yang sangat berulang-ulang didengungkan dalam lingkaran sekolah. Maksud dari pemberdayaan adalah untuk meningkatkan kinerja sekolah".
Pemberdayaan yang utama terhadap personil sekolah adalah melalui partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan, penentuan kebijakan sekolah, dan delegasi wewenang kepada staf. Di sini akan terjadi pembelajaran dan pematangan bahwa tujuan individu menyatu dengan tujuan sekolah. Partisipasi adalah perasaan keterlibatan mental dan emosional. Hal ini merupakan maksud agar merasa memiliki keputusan. Partisi pasi didefiniskan sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam suatu kelompok yang mendorong seseorang memberikan sumbangan untuk sasaran kelompok dan mem bagi tanggung jawab kepada mereka.
Menurut Locke (1997:105) Pendelegasian sebagai proses pemberdayaan dipahami sebagai memberikan tanggung jawab dan suatu tingkat otonomi pada para pengikut, paling tidak dari diagnosis masalah sampai mengambil keputusan pada bidangnya. Pendelegasin juga untuk memperkaya pekerjaan staf'.
Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan personil sekolah dapat menjadi suatu inti kebijakan sekolah dalam mengefektifkan pencapaian tujuan pengembangan sekolah unggul. Bagaimanapun, pemberdayaan memiliki manfaat jangka panjang, tentang komitmen organisasi, peningkatan kemampuan, loyalitas, dan pembelajaran personil.
Sebagai pemimpin, keberadaan kepala sekolah menduduki peran yang amat penting dalam melaksanakan kebijakan pimpinan puncak (top leader) untuk mengelola seluruh sumber daya yang dapat mendukung pencapaian keunggulan sekolah. Mengacu kepada hasil penelitian terhadap sekolah di British, menurut Duke dan Canady (199:5) ada beberapa fokus kebi jakan sekolah, yaitu: (1) melibatkan staf dalam pengambilan keputusan, (2) kurikulum, (3) imbalan dan hukuman, (4) keter libatan orang tua, (5) peluang bagi pelajar, dan (6) iklim sekolah".
Dari penelitiannya, dijelaskan oleh Moedjiarto (2002:82)
Bahwa pemimpin sekolah efektif senantiasa menekankan prestasi, menetapkan strategi pengajaran dan meyakinkan akan adanya situasi yang teratur. Evaluasi terhadap kemajuan siswa, koordinasi program-program pengajaran, dan mem berikan dorongan kepada guru secara aktif'.
Fokus peningkatkan pemberdayaan Staf, guru dan pegawai oleh kepala sekolah dalam suatu sekolah diarahkan kepada, kegiatan:
1)Melibatkan dalam pengambilan keputusan-mempengaruhi mereka
2)Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang dalam aktivitas penting
3)Melibatkan pribadi dengan memotivasi dan keterampilan berbeda
4)Memberi akses informasi yang relevan
5)Menyediakan sumberdaya bagi pelaksanaan tanggung jawab baru
6)Memberikan semangat dan dukungan inisiatif pemecahan masalah,
7)Ada reward bagi pelaksanaan tanggung jawab baru
8)Mengakui kontribusi atas tanggung jawab baru.
0 komentar:
Posting Komentar