Pages

Sabtu, 22 Desember 2012

Peran Pemimpinan Dalam mengambil Keputusan: Dimensi Praktik Kepemimpinan


Peran Pemimpinan Dalam  mengambil Keputusan: Dimensi Praktik Kepemimpinan
Ada beberapa fokus dimensi praktik kepemimpinan yang akan dijelaskan daiam kajian ini sebagai pendalaman model perilaku kepemimpinan. Di sini disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan merupakan aktivitas yang selalu berorientasi tujuan mencakup aktivitas mengambil keputusan menyusun sasaran, komunikasi interpersonal, perilaku keteladanan, memberi imbalan dan hukuman yang ditampilkan pemimpin untuk mempengaruhi anggota melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan.
Pengambilan keputusan adalah bahagian aktivitas penting dalam proses kepernimpinan dalam organisasi. Apa sebenarnya bakikat pengambilan keputusan? Robbins (1984:57) menjelaskan bahwa hakikat pengambilan keputusan ialah proses memilih dua alternatif atau lebih. Pilihan yang ditetapkan didasarkan pada pertimbangan rasional yang memiliki keutamaan lebih banyak bagi organisasi daripada alternatif lainnya".
Proses pengambilan keputusan mencakup, mengenali masalah, menganilisis masalah, mengembangkan alternatif, memutuskan solusi terbaik dan melaksanakan keputusan kedalam tindakan efektif' (Owens, 1995:174).Proses kepemimpinan di dalamnya melekat wewenang dan tanggung jawab menyusun program kerja, melaksanakan dan mengevaluasi dengan mengarahkan personil sekolah dalam melakukan program sekolah. Dijelaskan Morphet, (1982:123) pimpinan setiap organisasi harus mempermudah proses pengambilan keputusan dan komunikasi keputusan terhadap semua anggota organisasi serta masyarakat untuk mendapat dukungan pelaksanaan keputusan.
Menurut Bush dan Coleman (2006:67), secara khusus, pemimpin diasosiasikan dengan pengembangan dan peng komunikasian sebuah visi sekolah. Mengkomunikasikan sesuatu yang ada dalam visi menyiratkan tentang sifat kepe mimpinan. Karena itu pemimpin diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan keterlibatan dan pemahaman staf. Tanggung jawab kepemimpinan tersebut juga ditegaskan dengan hubungan antara efektivitas dan perbaikan sekolah dan kualitas kepe mimpinan terhadap staf dengan maksud tertentu oleh kepala sekolah".
Menurut Gamage dan Pang (2003:151), keputusan efektif tercapai jika sepenuhnya keputusan itu dapat dilaksanakan. Perhatian orang akan sepenuh hati ke dalam suatu keputusan jika mereka terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam membuat keputusan. Suatu cara yang efektif untuk mencapai dukungan dan komitmen dengan mengajak para guru dalam pemecahan masalah-pada tahap penyusunan sasaran". Strategi kolaboratif pengambilan keputusan mengilhami para pegawai (dengan rasa pemberdayaan dan perasaan penting yang memuaskan dorongan kebutuhan mereka".
Dengan demikian pimpinan perlu melibatkan semua personil (guru dan pegawai, komite sekolah) dalam mengambil keputusan agar muncul rasa memiliki dan tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan.Mengacu kepada Clerence (1978:138-139) pembuatan keputusan partisipatori akan dapat diharapkan menghasilkan lebih baik keputusan, sebab sejumlah pemikiran orang diman-faatkan untuk memecahkan masalah. Bahkan bila orang dilibatkan dalam membuat keputusan, mereka lebih suka uniuk melaksanakan keputusan secara efektif dan peningkatan pengertian karena keterlibatan langsung serta membantu kesatuan kelompok dalam organisasi".
Mengacu kepada pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku kepala sekolah dalam kepemimpinan melalui mengambil keputusan adalah kegiatan memecahkan masalah dengan menetapkan putusan dari berbagai alternatif maupun menetapkan berbagai rencana tindakan sekolah. Perilaku mengambil keputusan tersebut ada yang dilakukan dengan melibatkan personil (participative) dan ada pula pimpinan yang mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan orang lain. Pendekatan ini disesuaikan dengan situasi dan masalah yang dihadapi.
Gibson, et al (1997) mengemukakan pendapat "Teori Vroom-Yetton Leadership Model", Efektivitas keputusan berlian tung kepada kualitas keputusan dan komitmen keputusan. Kualitas keputusan mengacu kepada aspek teknis dalam keputusan. Keputusan berkenaan dengan kualitas tinggi untuk pengembangan yang dalam hal ini keputusan bersifat konsisten dengan tujuan organisasi yang dicapai dan dengan informasi yang secara potensial dapat diperoleh. Sedangkan komitmen keputusan mengacu kepada penerimaan keputusan oleh anggota. Partisipasi dalam keputusan oleh anggota cenderung menghasilkan perasaan komitmen dan rasa memiliki bersama".
Partisipasi dapat memberikan kontribusi terhadap modal manusia. Partisipasi dalam keputusan dapat membangun tim kerja, kekuatan komitmen terhadap sasaran organisasi, dan kontribusi kepada pengembangan teknik partisipan dan keterampilan manajerial (Gibson, et al, 1997:303).
Perilaku pemimpin memiliki pengaruh atas kinerja dan kepuasan kerja anggota. Hal yang mendasar ditekankan bahwa kinerja dan kepuasan anggota adalah hasil dari ragam gaya kepemimpinan seorang pemimpin. Sikap positif orang terbangun terhadap objek yang merupakan alat dalam kepuasan kebutuhan. Hal ini menjadi alasan perluanya pengembangan hubungan pimpinan dengan bawahan. Ada hubungan timbal balik perilaku pimpinan dengan perilaku bawahan. Perilaku bawahan berpengaruh terhadap perilaku pimpinan dan perilaku pimpinan mempengaruhi perilaku bawahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar